Mang Udin, begitulah dia dipanggil, seorang penjual jasa perbaikan
sepatu yang sering disebut tukang sol. Pagi buta sudah melangkahkan
kakinya meninggalkan anak dan istrinya yang berharap, nanti sore hari
mang Udin membawa uang untuk membeli nasi dan sedikit lauk pauk. Mang
Udin terus menyusuri jalan sambil berteriak menawarkan jasanya. Sampai
tengah hari, baru satu orang yang menggunakan jasanya. Itu pun hanya
perbaikan kecil.
Jumat, 15 Februari 2013
Sabtu, 09 Februari 2013
"Odol" Dari Surga
Kisah nyata dari seseorang pada episode
terdahulu hidupnya sempat ia lewati di dalam penjara. Bermula dari
keadaan sepele, lelaki itu kehabisan odol di penjara. Malam itu adalah
malam terakhir odol tersisa diatas sikat giginya, tidak ada sedikitpun
odol yang tersisa untuk esok hari. Dan ini jelas – jelas sangat
menyebalkan. Isteri yang telat berkunjung, anak – anak yang
mengabaikannya, dan para sahabat yang telah melupakannya, dijadikan
sebagai kambing hitam.
Laki – laki itu merasa sendiri, bahkan
lebih dari itu ia merasa tak berharga. Tertutup bayangan hitam yang kian
membesar dan menelan dirinya, timbul pikiran iseng dan nakal pada
dirinya. Bagaimana jika ia meminta odol kepada Tuhan ?
Berdoa untuk mendapatkan kesembuhan sudah
sering kita dengar dan bagaimana jawaban Allah. Berdoa agar dapat
diberikan jalan keluar dari kesulitan yang dihadapi juga sudah tidak
asing di pendengaran kita. Akan tetapi meminta ODOL kepada Sang Pencipta
yang dengan kuasaNya menciptakan langit bumi dan segala isinya ? tentu
harus dipikirkan berulang kali sebelum di utarakan.
Kisah Seorang Petani dan Seekor Keledai
Ternyata apa yang melekat terhadap persepsi Donkey bahwa dia adalah
“keledai yang bodoh” ( “hanya keledai yang terantuk batu “ ) berubah,
setelah kita membaca bagaimana seekor keledai harus berjuang dan tidak
pernah menyerah untuk bisa keluar dari maut kehidupan.
Suatu
hari keledai seorang petani jatuh ke dalam sumur. Binatang itu menangis
pilu berjam-jam, sementara si petani mencoba memikirkan apa yang harus
dia lakukan. Akhirnya ia memutuskan bahwa binatang itu sudah tua, dan
sumurnya pun perlu ditutup, sehingga tidak perlu untuk mengangkat
keledai itu keluar.
Ia mengajak
seluruh tetangganya untuk datang menolongnya. Mereka semua mengambil
sekop dan mulai menimbun sumur dengan tanah. Mula-mula ketika si keledai
menyadari apa yang sedang terjadi, ia menangis sejadi-jadinya.
Kemudian, semua takjub ketika ia berhenti menangis.
Langganan:
Postingan (Atom)