Terima Kasih Anda Telah Berkunjung di Blog Abahe Nely

KHOTBAH JUM'AT


Khutbah Jumat Menyambut HUT Kemerdekaan RI Ke 74

Khutbah I

اْلحَمْدُ للهِ اْلحَمْدُ للهِ الّذي هَدَانَا سُبُلَ السّلاَمِ، وَأَفْهَمَنَا بِشَرِيْعَةِ النَّبِيّ الكَريمِ، أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلَهَ إِلَّا الله وَحْدَهُ لا شَرِيك لَه، ذُو اْلجَلالِ وَالإكْرام، وَأَشْهَدُ أَنّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسولُه، اللّهُمَّ صَلِّ و سَلِّمْ وَبارِكْ عَلَى سَيِّدِنا مُحَمّدٍ وعلى اله وأصْحابِهِ وَالتَّابِعينَ بِإحْسانِ إلَى يَوْمِ الدِّين،

 أما بعد: فيايها الإخوان، أوصيكم و نفسي بتقوى الله وطاعته لعلكم تفلحون، قال الله تعالى في القران الكريم: أعوذ بالله من الشيطان الرجيم، بسم الله الرحمان الرحيم: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا الله وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا، يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ الله وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا وقال تعالى يَا اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.
صدق الله العظيم

Sidang Jum’ah rahimakumullah,
Pada kesempatan kali ini kami mengajak kepada para hadiririn marilah kita tingkatkan takwa kita kepada Allah subhanahu wata’ala, yaitu menjauhi segala larangan Allah dan melaksanakan segala perintah-Nya. Alhamdulillah pada bulan Agustus ini Republik Indonesia akan memperingati hari kemerdekaan yang ke-74. Hendaknya kita mengisi kemerdekaan dengan menjadi warga negara yang baik dan cinta terhadap tanah air kita bersama, Indonesia.

Sidang Jum’ah rahimakumullah,
Setiap 17 Agustus kita merayakan peringatan HUT Kemerdekaan Republik Indonesia. Kita semua wajib bersyukur kepada Allah SWT atas segala nikmat yang telah dianugerahkan-Nya kepada bangsa Indonesia sehingga para pejuang kita berhasil meraih kemerdekaan itu dengan segala pengorbanannya. Berjuang melawan penjajah merupakan keharusan karena pada dasarnya hanya kepada Allah SWT makhluk-makhluk yang diciptakan-Nya, terlebih manusia, menghambakan dirinya. Hal ini sebagaimana ditegaskan dalam surah Adz-Dzariat, ayat 56:

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

Artinya: “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.”
Ayat di atas menjadi landasan teologis bahwa sebuah bangsa harus memiliki kemerdekaan. Tanpa kemerdekaan manusia akan terus menerus ditindas oleh manusia lain untuk mengabdi kepada kepentingan mereka demi mewujudkan ambisi dan keserakahannya. Hilangnya kemerdekaan manusia akibat penindasan dan penjajahan sesama manusia menjadikannya jauh dari melaksanakan perintah-perintah Allah SWT. Justru karena itulah, maka berjuang dengan berperang melawan penjajah agar dapat memiliki kebebasan beribadah kepada Allah SWT menjadi wajib hukumnya. Mereka yang gugur dalam perjuangan itu disebut para syuhada dan disediakan surga sebagai tempat terkahirnya yang layak.

Sidang Jum’ah rahimakumullah,
Kalau kita kembali kepada sejarah Islam, kita akan tahu bahwa Rasulullah SAW adalah seorang tokoh agung pejuang pembebasan dan kemerdekaan. Beliau telah membebaskan umat manusia dari segala bentuk penjajahan dan penghambaan kepada sesama manusia. Sejarah membuktikan kepada kita bahwa di saat beliau diutus menjadi nabi dan rasul, umat manusia telah terlalu jauh dari bimbingan para rasul terdahulu.

Mereka menjadi hamba bagi hawa nafsunya sendiri. Mereka sesat dalam mencari arah dan tujuan hidup dan berlaku bodoh dalam memenuhi tuntutan kerohaniahan sehingga menyembah patung dan berhala yang mereka buat sendiri. Golongan yang kuat bertindak sewenang-wenang dengan merebut atau merampas hak orang lain yang lemah. Golongan yang lemah terus tertindas dan terjajah. Kebodohan karena ketidaktahuan mana yang benar dan mana yang salah terus mencengkeram sehingga jaman itu dikenal dengan jaman jahiliyah.
Oleh karena itu, diutuslah Rasulullah SAW untuk memerdekakan masyarakat dari segala bentuk penjajahan baik secara jasmani maupun rohani. Perjuangannya bermula di Mekah dan direalisasikan sepenuhnya dengan membentuk umat Islam di Madinah yang kemudian menjadi model masyarakat madani. Model dan strategi perjuangan beliau ini menjadi acuan dalam membina sebuah negara yang merdeka dan berdaulat.

Sidang Jum’ah rahimakumullah,
Peringatan hari kemerdekaan menuntut kita untuk merenung sejenak apakah yang telah kita kerjakan dalam mengisi kemerdekaan ini. Tuntutan ini telah diabadikan dalam Al-Qur’an dalam surah At-Taubah, ayat 105, yang berbunyi:

وَقُلِ اعْمَلُوا فَسَيَرَى اللهُ عَمَلَكُمْ وَرَسُولُهُ وَالْمُؤْمِنُونَ وَسَتُرَدُّونَ إِلَى عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ

Artinya: “Dan katakanlah (wahai Muhammad): Bekerjalah kamu, maka sesungguhnya Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang yang beriman akan melihat apa yang kamu kerjakan dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Maha Mengetahui perkara-perkara yang gaib dan yang nyata, kemudian Dia menerangkan kepada kamu tentang apa yang telah kamu kerjakan.”
Ayat tersebut menegaskan bahwa kita harus mengisi hidup ini dengan beramal dan bekerja baik untuk kepentingan duniawi maupun ukhrawi. Tidak ada alasan untuk mengabaikan kedua amal tersebut karena Allah SWT telah memberi kita kemerdekaan. Dengan kemerdekaan itu kita memiliki kebebasan seluas-luasnya untuk beribadah kepada Allah SWT karena memang tujuan Allah menciptakan manusia di dunia ini tak ada lain adalah agar kita semua senantiasa menyembah atau beribadah kepada-Nya.

Ibadah itu sangat luas yang memungkinkan seseorang mampu beribadah selama 24 jam sehari. Hal ini dimungkinkan ketika kita memaknai ibadah sebagai segala sesuatu yang dicintai dan diridhai oleh Allah SWT berupa ucapan, perbuatan maupun sikap, lahir maupun batin. Allah SWT telah membuka pintu-pintu kebaikan. Rasulullah SAW telah menjelaskan kepada kita amal-amal kebaikan yang bisa mendekatkan diri kita kepada Allah. Bukankah beliau telah bersabda dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Al-Hakim:

إِنَّهُ لَيْسَ مِنْ شَيْءٍ يُقَرِّبُكُمْ الي الْجَنَّةِ إِلَّا قَدْ أَمَرْتُكُمْ بِهِ , وَلَيْسَ شَيْءٌ يُقَرِّبُكُمْ الي النَّارِ
إِلَّا قَدْ نَهَيْتُكُمْ عَنْهُ
Artinya: “Tidak satu pun amal yang bisa mendekatkan kalian ke surga melainkan aku memerintahkannya kepada kalian. Dan tidak satupun amal yang bisa mendekatkan kalian ke neraka melainkan aku telah melarang kalian darinya.”

Sidang Jum’ah rahimakumullah,
Kita patut bersyukur kepada Allah SWT atas nikmat kemerdekaan yang telah dianugerahkan kepada kita sebagai rahmat-Nya. Dengan kemerdekaan itu kita bebas ke mana saja untuk beribadah, bekerja, belajar, dan menjalani kehidupan yang aman dan damai. Bisa kita bayangkan betapa mengerikan dan sulitnya hidup di sebuah negara yang dilanda peperangan. Peperangan dengan latar belakang apapun, seperti perang melawan penjajah, perang saudara, konflik antar etnis dan golongan, pasti sangat mengerikan.

Kita bersyukur kepada Allah SWT karena dengan kemerdekaan, maka keamanan lebih bermakna dalam diri kita. Kita dapat menikmati berbagai kemakmuran, pembangunan dan kemajuan. Kita berdoa semoga Allah SWT terus memberikan nikmat ini dan menambahkannya. Semoga pula kita mampu menunjukkan rasa cinta kita yang terus bertambah kepada agama dan negara tercinta ini. Allah SWT telah menegaskan di dalam Al-Qur’an, Surat Ibrahim, ayat 7 sebagai berikut:

لَئِن شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ

Artinya: “Sekiranya kamu bersyukur, niscaya Aku akan tambahkan nikmat-Ku, dan sekiranya kamu kufur, sesungguhnya adzab-Ku amatlah pedih.”

Sidang Jum’ah rahimakumullah,
Sebagai tanda syukur kita kepada Allah yang telah menganugerahkan kemerdekaan dan terima kasih kita kepada para pejuang dan pahlawan kita yang telah berhasil meraihnya, maka tidak sepatutnya kita menyia-nyiakan nikmat dan kesempatan-kesempatan yang ada dalam rangka mengisi kemerdekaan. Pemerintah telah menetapkan tema peringatan HUT Kemerdekaan RI yang ke-72 ini adalah “Disiplin Kerja dan Cinta Budaya”. Tema ini sejalan dengan firman Allah dalam Surat Al-Insyirah, ayat 7-8:

فَإِذَا فَرَغْتَ فَانصَبْ وَإِلَى رَبِّكَ فَارْغَبْ

Artinya: “Maka apabila kamu telah selesau dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, dan hanya kepada Rabbmulah hendaknya kamu berharap,”
Ayat ini melandasi upaya kita bahwa setelah kemerdekaan kita capai, kita harus mengisinya dengan disiplin kerja yang tinggi dan tetap mencintai budaya bangsa sendiri. Kemerdekaan sesungguhnya bukan tujuan tetapi merupakan jembatan emas untuk mencapai cita-cita luhur. Bangsa Indonesia telah bercita-cita menjadi bangsa merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Bangsa Indonesia memiliki budaya sendiri yang memungkinkan untuk tetap menjaga dan merawat negeri ini berdasarkan Pancasila, UUD 1945, Binneka Tungga Ika dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Untuk itu, marilah sesuai dengan peran dan fungsi kita masing-masing di masyarakat, kita isi kemerdekaan ini dengan beramal dan bekerja sebaik-baiknya sehingga Indonesia menjadi negara yang baldatun thayyibatun warabbul ghafur, yakni sebuah negara yang elok dimana Allah senantiasa memberikan ampunan dan ridha-Nya para pemimpin dan rakyatnya. Sudah pasti ampunan dan ridha-Nya akan kita peroleh selama kita bertahuhid, yakni selama kita menyembah dan tunduk hanya kepada Allah SWT. Semoga kita semua menjadi orang-orang merdeka yang senantiasa men-tauhidkankan-Nya. Amin ya rabbal alamin.

جَعَلَنا اللهُ وَإيَّاكم مِنَ الفَائِزِين الآمِنِين، وَأدْخَلَنَا وإِيَّاكم فِي زُمْرَةِ عِبَادِهِ المُؤْمِنِيْنَ : أعوذ بالله من الشيطان الرجيم، بسم الله الرحمن الرحيم: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا
باَرَكَ اللهُ لِيْ وَلكمْ فِي القُرْآنِ العَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيّاكُمْ بِالآياتِ وذِكْرِ الحَكِيْمِ. إنّهُ تَعاَلَى جَوّادٌ كَرِيْمٌ مَلِكٌ بَرٌّ رَؤُوْفٌ رَحِيْمٌ

Khutbah II

اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا
أَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَاإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ



MENYAMBUT BULAN SUCI RAMADHAN

إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا
يَاأَيّهَا الّذِيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْلَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا، أَمّا بَعْدُ ...
فَأِنّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرَ الْهَدْىِ هَدْىُ مُحَمّدٍ صَلّى الله عَلَيْهِ وَسَلّمَ، وَشَرّ اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةً، وَكُلّ ضَلاَلَةِ فِي النّارِ.
Para sederek Kaum Muslimin  ingkang Minulya
Mangga tansah sami netepi taqwa lan taat dateng Allah, wonten ing pundi kemawon kawontenan kita , kawontenan rame utawi sepi, terang terangan utawi rahasia,  kanthi tansah  nindakaken sedaya perintah lan nebihi sedaya cegah, nindakaken sedaya dawuh lan nebihi sedaya pepacuh, supados kita tansah pikantuk rahmat lan kanugrahan,  saking ngarsa dalem Allah Subhanahu wa Ta’ala ,  Amiin.
Kados dawuhipun Kanjeng Nabi :

اتّـق اللّه حيـثـمــا كنت واتـبــع الـســيّـة  الحســنة تـمــحـها

“Wediya sira ing Allah, ana ing endi wae pangggonan  ana sira,  kaelekan iku tut burenana kelawan kebecikan, jalaran kebecikan iku bisa nglebur kaelekan”.

Ampun ngantos kita pejah kejawi tetep minangka Muslim ingkang taqwa.  Jalaran inggih namung kanthi taqwa kita sedaya badhe saged nggayuh kabegjan wiwit dunya punika ngantos mbenjang wonten ing akhirat Mekaten ugi taqwa punika ngrupeaken perkawis ingkang saget ndorong dateng kesaenan ingkang rosa.  Lan saget minangka rem ingkang saged mekak saking mblandhanging pendamel awon lan lampah dosa. Ringkesipun namung kanti iman lan taqwa kita bade kaparingan rahmat lan kawilujengan saking ngarsa dalem Allah Ta’ala .

Kita mila manungsa limrah, titah sawantah, ingkang kongang khilaf lan salah, mekaten ugi kita kadang dumawah ing pendamel awon, nanging nalika sampun kadung tumindak awon, enggal enggala dipun tututi kanti pendamel sae, jalaran kesaenan menika saget nglebur lan mbusek pendamel awon, mekaten wau menggah kersanipun dawuh hadits. Tindakan mekaten supados iman kita punika tansah kareksa, ampun ngantos risak jalaran kedlarungipun pendamel awon saha mboten enggal dipun sadari lan dipun tututi kanti amal sae.

Jama’ah ingkang minulyo,
Sekedap malih kito bade manggihi tamu ingkang agung, punopo kito sampun siap kangge nyambut tamu agung kolo wau? Saget kemawon Ramadhan ing tahun niki dados Ramadhan pungkasan kito sak derengipun sowan dateng Allah subhanahu wata’ala.. Sampun katah tiang ing tahun kapengker taksih sesarengan nindakaken siam, shalat tarawih, lan idull fitri kalian kito, ananging ing wekdal meniko sampun ninggalaken kito.

Saklebetipu wulan Ramadhan Rasululloh paring gambaran kondisi kalih golongan ingkang saling tolak belakang kondisiipun ing dalem nindakaken siyam lan manfaataken wulan ramadhan.
Golongan kaping sepindah inggih puniko :
Golongan ingkang pinaringan ampunan dosa ingkang sampun katindakaken. Kados sabda nipun Rasululloh:

“Barang siapa yang berpuasa Ramadhan dengan penuh keimanan dan mengharapkan pahala, maka akan dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Golongan ingkang sepindah inggih puniko golongan tiyang ingkan nindakkaken siyam Ramadhan kanti penuh iman, ikhlash karana Allah lan ngarep pahala saking Allah tiyang ingkang mekaten bade dipun ampuni dosa ingkang sampun kapengker.

Saking hadits kolo wau kito bade mangertosi bilih supados kito angsal ampunan saking Allah kanti siyam ramadhan wonten kalih syarat:

a.       Ngimani kanti yakin lan leres babakan kewajiban siyam, kito yakindateng pahala ingkang sampun Allah janjikaken,

b.      Mengharap pahala ing sisinipun Allah ta’ala, ikhlash anggenipun kito siyam mboten karana Riya’(pengen dipuji)
Bentuk dosa ingkang bade dipun ampuni kados hadits kolo wau inggih puniko dosa ingkang alit, dene dosa ingkang ageng mbetahaken taubatan nasuhah.
sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

              الصَّلَوَاتُ الْخَمْسُ وَالْجُمُعَةُ إلَى الْجُمُعَةِ وَرَمَضَانُ إلَى رَمَضَانَ مُكَفِّرَاتٌ لِمَا بَيْنَهُنَّ إذَا اُجْتُنِبَتْ الْكَبَائِرُ          

“Di antara shalat lima waktu, di antara Jum’at yang satu dan Jum’at yang berikutnya, di antara Ramadhan yang satu dan Ramadhan yang berikutnya, akan mengampuni dosa-dosa di antara kedunya asalkan dosa-dosa besar dijauhi.”

Golongan kaping kalih inggih puniko golongan tiyang ingkah sia-sia amalanipun

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « رُبَّ صَائِمٍ حَظُّهُ مِنْ صِيَامِهِ الْجُوعُ وَالْعَطَشُ وَرُبَّ قَائِمٍ حَظُّهُ مِنْ قِيَامِهِ السَّهَرُ ».

Artinya: “Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Berapa banyak seorang yang berpuasa bagiannya dari puasanya hanya lapar dan dahaga, dan berapa banyak seorang yang beribadah di malam bagiannya dari puasanya hanya begadang.” HR. Ahmad.

Golongan kaping kalih dipun kabaraken Rasululloh bilih tiyang ingkang sia-sia anggenipun siyam lan amung angsal dahaga lan lapar kemawon.

Punopo sebabipun? Ing antawisipun
-         perkataan Dusta
“Barangsiapa tidak meninggalkan perkataandan perbuatan dusta maka Allah tidak butuh dengan puasanya.” (HR. Al Bukhari).

Kalebet ugi :Remen damel memengsahan dateng tiyang sanes,Remen adu domba lan nyebaraken fitnah,Mboten nebihi perkawis igkang awon lan sia-sia
-         Perkataan Lagwu (sia-sia) lan rofats (kata-kata porno)
Puasa bukanlah hanya menahan makan dan minum saja. Akan tetapi, puasa adalah dengan menahan diri dari perkataan lagwu dan rofats. Apabila ada seseorang yang mencelamu atau berbuat usil padamu, katakanlah padanya, “Aku sedang puasa, aku sedang puasa”.” (HR. Ibnu Majah dan Hakim)

-         Sodoyo bentuk maksiat
Jamaah ingkang minulyo,
Saklajengipun bade kalebet dumateng golongan pundi pribadi kito? sedoyo wau tergantung usaha kito lan taufik saking Allah ta’ala.
Bulan Ramadhan ngrupekaken momentum agung kangge berlomba-lomba nindakkaken kesaenan.sahinggo ampun ngantos kito siak-siaken wekdal kito ing wulan ramadhan. Lan mugi-mugi kito kalebet golongan ingkan dipun gampelaken Allah kagem nindakaken ibadah ketaatan lan dipun tampi ing sisinipun Allah.

أقول قولي هذا واستغفر الله العظيم لي ولكم ولسائر المسلمين والمسلمات والمؤمنين والمؤمنات فاستغفروه إنه هو الغفور الرحيم..


 KHUTBAH 2

إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ

ing khutbah kaping kalih meniko monggo kito nyuwun dumateng Allah mugi kito saget nindakaken ketaatan ibadah ing wulan ramadhan ngantos akhir, amiin

إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ. يَآأَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا

اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى مُحَمَّدٍ  وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَالتَّابِعِيْنَ  وَتَابِعِ التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ

  إِلَى يَوْمِ الدِّيْنَ
وَارْحَمْنَا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
اللَّهُمَّ أَصْلِحْ لَنَا دِيْنَنَا الَّذِي هُوَ عِصْمَةُ  أَمْرِنَا وَأَصْلِحْ لَنَا دُنْيَانَا الَّتِي فِيْهَا مَعَاشُنَا وَأَصْلِحْ لَنَا آخِرَتَنَا الَّتِيْ إِلَيْهَا مَعَادُنُا
وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لَنَا فِي كُلّ خَيْرٍ وَالْمَوْتَ رَاحَةً لَنَا مِنْ كُلِّ شَرٍّ اللَّهُمَّ تَقَبَّلْ مِنَّا صِيَامَنَا وَقِيَامَنَا وَأَعِدْ عَلَيْنَا مِنْ بَرَكَاتِ هَذَا الْيَوْمِ
رَبِّ اجْعَلْ هَذَا الْبَلَدَ آمِنًا وَاجْنُبْنَا وَبَنِيْنَا أَن نَّعْبُدَ الأَصْنَامَ
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ



Memanfaatkan Waktu

الحمدة لله اكرمنا بدينه. وأعزّنا بطاعته، وجعلنا من خير امته. وأشهد ان لا اله الا الله فى السماء وملكه. وفى الارض سلطانه. وأشهد ان محمدا عبده ورسوله. وبين خلقه مختاره وصفيّته. اللهم صل وسلم على سيدنا محمد وعلى اله وصحبه وأتباعه اما بعد

فيا ايها الناس اتقوا الله تبارك وتعالى واشكروه فان تقواه سبحانه وتعالى هى العروة الوثقى والعادة الكبرى والنجاة العظمى فى الاخرة الاولى قال تعالى ومن يتق الله يكفر عنه سيأته ويُعْظِمْ له اجرا

ثم اعلمو ان العمر الذى يملكه الانسان فى هذه الحياة نعمة كبرى يحب عليه حمد الله تعالى عليها والحياة التى اعطاها الله تعالى لابن ادم فرصة عظيمة للحياة الكريمة عاجلا واجلا ولذلك امتن الله سبحانه وتعالى على عباده بالشروق والغروب فى قوله تعالى: هو الذى جعل لكم اليل لتسكنوا فيه والنهارىمبصرا ان فى ذلك لايات لقوم يسمعون

Jama’ah Jum’ah Rohimakumulloh, monggo kito sami taqwa dumateng Alloh Swt kanthi nindakaken dawuh-dawuh perintah ipun soho nebihi awisan-awisan nipun, amargi kanti kito taqwa kita saget gayuh kebahagiaan wonten ing dunyo ugi akhirat.

Jama’ah Jum’ah Rohimakumulloh,
Umur peparing saking ngarso  Alloh Swt puniko estunipun nikmat ageng kangge kito sedoyo, ingkang wajib kita syukuri. Tiyang-tiyang ingkang sampun kapundut ngroso rugi, getun, lan kepingin dipun wangsulaken malih dateng dunyo, selajeng sak sampunipun wangsul ing dunyo bade amal sholeh, ibadah sak sae-sae nipun ananging ingkang mekaten puniko tetep mboten terjadi, sebab gesang ing dunio puniko tetep namung sepindah. Menawi ing sepindah puniko leres-leres nderek dawuh-dawuh ipun Alloh Swt lan kanjeng Nabi Saw mongko bade bejo lan sekeco sak lawase. Sak wangsulipun menawi sasar lan ngumbar howo nafsu, bade sengsoro lan rekoso.

Imam Ghozali dawuh: waktumu iku umurmu, umurmu iku modal kapital-mu, lan pokok perdaganganmu (arep dadi untung selawase opo buntung selawase). Kanti umur, siro biso tumeko ing kanikmatan selawase, mongko saben-saben ambegan siji iku mutiara kang ora biso diregani saking banget berhargane. Kapan berlalu ora ora iso bali maneh. Prayogo siro bagi-bagi waktu iro, siro tartibake wirid-wirid siro, tiap wektu ono tugas lan ibadah kang ora biso digeser deneng liyane, anapun wong-wong kang ora duwe aturan wektu, arep kasio-sio terbuang waktu umure tanpo faidah.
Mekaten terjemehan bebas dawuhipun Imam Ghozali.

Jama’ah Jum’ah Rohimakumulloh,
Dados gesang puniko nikmat ageng lan kesempatan ageng kangge gayuh kehidupan mulya dunio akhirat. Sayangipun katah sederek kito ingkang kirang menyadari puniko, kirang pangartosan bilih waktu lan umur puniko sangat berharga, mboten sekedar dipersani secara keuntungan duniawi. Ananging dipun sadari kaitanipun minangka dados kesempatan kanggeh nggayoh bejo sak dangune ing alam kelanggengan. Kathah wekdal-wekdal kosong dibuang percuma. Kanggih kegiatan ingkang secara ukhrowi kirang migunani bahkan mbahayani lan madhoroti. Keranten dilarang deneng agami, tiyang puniko gadah anggapan bilih wekdal lan umur puniko murah, pramilo ing akhi-akhir puniko kathah acara-acara hawa nafsu selajeng mbludak ramai, senaoso suksukan lan kedah mbayar. Bahkan ngantos kether sholatipun. Di sisi lain, seiring kalian kemajuan teknologi, kito prehatin mirsani remaja-remaja ingkang tersita wektunipun kangge kesenangan ingkang bersumber sangking HP, nganti keter tugas belajar lan ngajinipun. Realita puniko sanget memprihatinkan kito sedoyo. Ibnu ‘Athoillah As-sakandari dawuh ing kitab Al-Hikam:

الخذلان كل الخذلان أن تتفرغ من الشواغل ثم لا تتوجه إليه وتقل عوائقك ثم لا ترحل إليه

Ino banget (tegese ora paringan taufiq lan ma’unah) kahanan iro kosong songko hal-hal kang ngeributi lan sitik rintangan-rintangan iro, nuli siro ora tawajjuh madep marang Allah Ta’ala.
Al-Imam Abul Qosim Al-Qusyairi dawuh ingkang terjemahanipun:

Kotonging ati songko kesibukan iku nikmat gedi, nalika kawulo ngufuri nikmat iki kanti lelakon-lelakon howo nafsu lan kebacut-bacut, mongko Allah Swt nibakke reridu ing nikmat atine, lan Allah Ta’ala ngilangake kahanan beninging atine wong mau.

Jama’ah Jum’ah Rohimakumulloh,
katahe pendamelan-pendamelan tugas rutin ingkang kedah dipun ayahi minongko usaha nyambut damel mboten kengeng menafikan madepipun kawulo dumateng Allah Ta’ala, senahoso sibuk katah damelan, kedah nyisihake wekdal ingkang spesial kanggih kholwat tawajjuh madep dateng Allah Ta’ala.    
    .
Jama’ah Jum’ah Rohimakumulloh,
punopo malih mboten katah kesibukan, kanti paparan keterangan puniko, kito emut dateng dawuhipun kanjeng rasul:
نعمتان مغبون فيهما كثير من الناس الصحة والفراغ. رواه البخارى

Ono nikmat loro, kang akeh-akehe wong podo rugi berhubungan karo nikmat loro mau, yaiku nikmat sehat lan nikmat kober/sempat. (HR. Bukhori)
Kesimpulan saking hadist puniko, namun sekedik tiyang ingkang waget ngginaaken nikmat sehat lan nikmat sempat. Ahli hikmah ngendiko

:الفرصة اذا لم تنتهزها كانت غصة
Kesempatan iku yen ora digunaake arep dadi persoalan.
Setengah saking tondo-tondo dibendoni inggih puniko niyak-niyakake wekdal kanggih perkawis ingkang mboten wonten faidah ipun. Katah kerisakan-kerisakan ageng menawi dipun runut, asal mulane saking nganggur, kober ingkang mboten dipun manfaataken sak sae-sae nipun, selajeng kegodo syetan

لقد هاج الفراغ عليه سغلا  #  واسباب البلاء من الفراغ

Temen nganggur iku bergerak menjelma dadi hal kang ngrepotake, lan sebab-sebab balak iku songko nganggur.
Langkung ironis maleh, menawi nganggur puniko memadu ning lare-lare nem-neman ingkang terdanai, meniko bade nimbulaken kerisakan-kerisakan ingkang ageng

ان الشباب والفراغ والجدة  #  مفسدة للمرء اىّ مفسدة

Temen setuhune sifat enom / pemuda, lajeng nganggur lan ono duwit, iku kerusakan gede kanggo wong siji

وقال الحسن البصرى رحمه الله. ان من علامة اعراض الله عن العبد ان يجعل شغله فيما لا يعنيه خذلانا من الله عزّ زجلّ ولقد ادركت أقواما كان احدهم أشحّ على عمره منه على درهمه

Panjenengan ipun Al-hasan Basri, tokoh ulama tabi’in ngendiko: temen setengah saking anggone Allah Ta’ala berpaling saking kawula inggih puniko Allah Ta’ala ndadekaken sibuke kawulo mau ono ing babakan kang ora ono faedahe, ngono mau minongko penghinaan saking Allah Ta’ala, temen ingsun menangi kaum, kang salah sijine wong saking kaum mau luwih eman/sayang marang umure katimbang eman marang duite.

Jama’ah Jum’ah Rohimakumulloh,
setiap dinten ing gesang puniko target garapan ingkang mboten kenging dipun sia-sia inggih meniko umur, umur puniko namung sekedap, amat terbatas lan sepindah mboten saget diulang, meniko modal kapital tiyang mukmin menawi untung suwargo menawi buntung neroko.   أجارنا الله منها
Dunia puniko tigang dinten, dinten wingi, dinten benjang lan dinten sak meniko. Dinten wingi sampun lepas kanti rekaman amal, dinten benjang kito mboten ngertos menangi nopo mboten, kantun ingkang jelas dinten puniko, pramilo bergegaslah untuk beramal sholeh.

Jama’ah Jum’ah Rohimakumulloh,
Monggo sami I’tibar mendet pelajaran, nembe mawon kito memasuki tahun baru, tahun inggkang sampun kalampah sampun berlalu, pergantian tahun meniko terasa teramat cepat, sehinggo kita mboten sadar umur kito sampun berkurang. ingkang alit soyo dewasa, ingkang dewasa sami soyo sepuh, ingkang sepuh sampun sami kepundut, dunio lan griya soyo tebih, bendoso lan kuburan soyo caket, kang mongko namung amal lan ibadah ingkang dipun asto kangge sangu wonten akhirat

قال الله تعالى يا ايها الذين امنوا اتقوا الله ولتنظر نفس ماقدمت لغد

Hai wong kang podo iman siro podo taqwao marang Allah,  lan becik tiap awak-awakan angen-angen opo kang wes dilakoni kanggo dino sesuk (akhirat).
Masa depan tiyang mukmin puniko masa depan ing alam kelanggengan, mboten namun sekedar masa depan tua kados pemahaman lumrah ipun tiyang, masa depan alam kelanggengan punikolah kedahipun ingkang dados arah orientasi gerak obahipun awak kito. Kanjeng Rosul sampun paring dawuh

من حسن اسلام المرء تركه مالا يعنيه. رواه الترميذى وابن مجاه

Termasuk bagian baguse Islame wong siji yoiku anduweni sikap ninggalake perkoro kang ora migunani (HR. Turmudzi, Ibnu Majah)
Dados kapan Islam ipun tiyang bagus lan berkwalitas tentu tiyang kolo wau ninggalake ucapan-ucapan lan tindakan-tindakan ingkang mboten migunani, lan ninggalaken perkawis-perkawis ingkang dipun haromaken.

Al-Imam Abi Dawud ngreken Hadist puniko termasuk اصول السنن وقواعد الدين (Pokok-pokok hadist lan qaidah-qaidah agama)
Sebagian ulama ngendiko: hadist puniko ngempalaken separo agama, sebab agomo puniko separo rupo, “tinggal” separo malih rupo “tindaan”. Hadist puniko negasaken bagian “tinggal” dados makna lan arahan penting hadist puniko sageto kito lobo, remen lan semangat ing babakan nopo kemawon ingkang migunani dunia  lan akhirat, ninggalaken hal-hal ingkang sia-sia tanpo guno dunia akhirat, punopo maleh larangan agomo. Kanggih ngestokaken dawuh hadist puniko, wonten kalih organ tubuh ingkang perlu penjagaan lan perawatan extra, kedah estu-estu dipun atos-atos, inggih puniko: 1- urusan lisan, 2- urusan mripat. Namun tiyang-tiyang ingkang pikantuk taufiq saking  Allah ingkang saget njagi.

Anapun urusan lisan, katah tiyang klintu ngucapaken omongan gunem haram, keranten kadang keseso tanpo fikir utawi kadang kirang sadar bilih omongan utawi gunem puniko bagian saking awal perbuatan ingkang wonten walesipun. Pramilo Umar bin Abdul Aziz ngendiko:

من عدّ كلامه من عمله قلّ كلامه فيما لايعنه

Sopo wonge kang ngreken / nganggep yen guneme iku bagian soko amal perbuatan mongko wong mau sitik gumene ing babakan kang ora ono manfaate.

قال الامام النووى رحمه الله تعالى: اعلم ينبغى لكل مكلف ان يحفظ لسانه عن جميع الكلام الا كلاما تظهر فيه المصلحة ومتى استوى الكلام وتركه فى المصلحة فالسنة الامساك عنه لانه قد ينجر الكلام المباح الى حرام ومكروه بل هذا كثير او غالب فى العادة والسلامة لايعدلها شىئ

Imam An Nawawi dawuh : ngertio ! prayogone kanggo saben- saben wong mukallaf jogo lisane soko sekabehe gunem, gejobo gunem kang ono maslahate, lan kapan gunem lan tinggal ngeker gunem podo maslahate mongko kang sunah yoiku ngeker gunem, sebab kadang gunem kang mubah iku biso narik marang gunem haram utowo makruh, lan iku kang kaprah biasa terjadi.

Jama’ah Jum’ah Rohimakumulloh,
monggo kito sedoyo nderek kanjeng Rasul  SAW, kito berusaha menyiapkan diri, nguras kemampuan sageto kados arahan Hadist kasebat kolowau, supadoso umur kito puniko padat lan barokah, sarat kebajikan.
Mugi-mugi Allah Ta’ala    paring pangapunten dateng kito sedoyo, paring tambah-tambahing kesaenan ing sepanjang umur gesang kito. Mugi-mugi Allah Ta;ala paring Khusnul Khotimah dateng kito sedoyo. Amin

اللهم اصلح لنا ديننا الذى هو عصمة امرنا واصلح لنا دنيانا التى فيها معاشنا واصلح لنا اخرتنا التى فيها معادينا واجعل الحياة زيادة لنا فى كل خير واجعل الموت راحة من كل شرّ
اعوذ بالله من الشيطان الرجيم
ياأيهاالذين امنوا اتقوا الله ولتنظر نفس ماقدمت لغد واتقوا الله ان الله خبير بما تعملون. بارك الله لى ولكم فى القران العظيم ونفعنى واياكم بما فيه من الايات والذكر الحكيم وتقبل منى ومنكم تلاوته انه هو السميع العليم وقل رب اغفر وارحم وانت خير الراحمين


Khutbah Jum’at (Jawa); Iling Pati
الخطبة الاولى

الْحَمْدُ لِلهِ الْمَلِكِ الْعَلَّامِ وَاَعْطَانَا مَاعِنْدَهُ مِنَ الْفَضْلِ وَالْإِنْعَامِ أَحْمَدُهُ وَأَشْكُرُهُ عَلَى نِعْمَةِ الْجِسْمِ وِالْمُجَسَّمِ وَهِيَ الصِّحَةُ وَالْإِيْمَانُ وَالْإِسْلاَمُ أَشْهَدُ اَنْ لاَإِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ الْمُتَّصِفُ بِالْبَقَاءِ وَالْقِدَمِ
 وَأَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اِلَى جَمِيْعِ الْعَالَمِ اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى عَبْدِكَ مُحَمّدٍ صَاحِبِ الظِّلِّ فِى الْغَمَامِ وَاَلِهِ وَصَحْبِهِ الْبَرَرَۃِ الْكِرَامِ
اَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهاَ الْحَاضِرُوْنَ اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ فَقَالَ تَعاَلىَ فِى الْقُرْاَنِ الْكَرِيْمِ يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلا سَدِيدًا * يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا

Jamaah sidang Jum’at rohimakumullah
Monggo sami berusaha ningkataken taqwa kito dumateng Allah Swt. kanthi tansah nindaaken sedoyo perintahipun soho ngedohi sedoyo awisanipun. Wonten Jum’at meniko, kulo bade ngajak dumateng diri kulo piyambak lan hadirin sekalian monggo kito tansah ningkataken taqwa kito kanthi senantiasa emut marang pati. Anggene kito eleng marang pati dados usaha ingkang sampun mujarrab utowi manjur. Eleng pati dados kunci poro ulama’ lan wali sehinggo saget munggah wonten drajat ingkang minulyo wonten ngersanipum Allah Swt. Poro ulama’ lan wali sami ngeroso, dene waktu sakmeniko dados waktu terakhir ambekan wonten alam dunyo, sehinggo mereka mboten sami nunda amal kesaenan ingkang badhe dipun lampahi.

اعْمَلْ لِدُنْياَكَ كَأَنَّكَ تَعِيْشُ أَبَداً وَاعْمَلْ لِآخِرَتِكَ كَأَنَّكَ تَمُوْتُ غَداً

Artosipun : Amalo siro kerono dunyo koyo dene sira urip selawase, lan amalo kerono akhirat koyo dene bakal mati ingdalem sesok.

Jamaah sidang Jum’at rohimakumullah
Tiap dinten umur kito soyo sudo lan soyo parek kalian ingkang namine ajal. Ananging nopotoh amal ibadah kito soyo mundak, lan nopotoh taqwa lan taat kito soyo tambah. Utawin suwangsule, kito malah semakin tebeh kalian Allah Swt. lan tambah semangat anggene ngelakoni maksiat, kabujuk kalian hawa nafsu lan dunyo.
Gusti Kanjeng Nabi sampun paring piwulang dateng kito supados saget terus njagi taqwa dumateng Allah Swt. kanthi ngakehaken ngelengi pati. Gusti Kanjeng Nabi ngendikaaken

أكْثِرُوا مِنْ ذِكْرِ هَاذِمِ اللَّذَّاتِ فَإِنَّهُ مَا ذَكَرَهُ أَحَدٌ فِي ضِيْقٍ إِلَّا وَسِعَهُ وَلَا ذَكَرَهُ فِي سَعَةٍ إلَّا ضَيَّقَهَا

Artosipun : Akeh-akehno siroh kabeh ileng perkoro kang ngerusak kenikmatan (mati)! Saktemene ora ono salah sijine wong kang eleng mati lan dewek’e ono kajembaran, kejobo iso ngerupekaken dewek’e, lan menawi dewek’e ono kerupekan mongko bakal njembaraken dewek’e.(HR.Ibnu Hibban)

Tiang ingkang wonten kejemberan kelawan diparingi rizki lan kebungahan sami arep-arep terus urip kepenak, ananging amergi eleng mati, akhire dewek’e boten terlena kalian  rizkine. Kematian meniko saget dados pengontrol kito anggene nasharufaken bondo, ateges kito sami ngati-ngati lan berusaha nginfaqaken bondo marang kesaenan, inggeh meniko kanthi ikhlas ngedalaken zakat, infaq, shodaqoh, sregep anggene waqof lan sakpiturutipun.

Sakwangsule, tiang-tiang ingkang wonten rupek podo sami ngeroso nelongso, ananging mergo eleng mati dewek’e sami ayem. Kawontenan pati langkung dipun wedeni. Deweke bakal bungah sebab eleng bondo meniko namung dados perkawis ingkang ngabot-ngaboti hisab wonten alam akhirat. Dewek’e sami ngerti badhe angsal ganjaran sebab anggene sabar ngadepi kerupekan wonten alam dunyo.

Jamaah sidang Jum’at rohimakumullah
Ajal boten badhe nekani tiang ingkang sepuh kemawon. Sehinggo ingkang sregep ibadah namun tiang-tiang sepuh ingkang sampun ngeroso badhe sedo. Kito tingali wonten sekitar kito, wonten mesjid-mesjid, mushola-mushola, lan majelis-majelis kesaenan, ingkang hadir namung tiang-tiang sepuh mawon. Wonten pundi tiang ingkang langkung enem? Nopotoh ingkang saget emut mati namung ingkang sepuh?,  lan nopotoh ingkang ditekani kematian namung ingkang sepuh. Monggo sami ningkataken taqwa kanthi eleng-eleng deneng kematian badhe nekani sinten mawon, baik ingkang enem utawi ingkang sepuh.

Ajal boten badhe nekani tiang-tiang ingkang sakit kemawon. Sehinggo ingkang katah anggene dzikir namung tiang-tiang sakit. Menawi wonten keadaan sakit, kito sami ngatah-ngatahaken dzikir amergi kepengen pejah kanthi husnul khatimah. Ananging sakbadane diparingi sehat, kito sami lali. Kito kesupen deneng kematian. Ajal meniko boten namung nekani tiang-tiang ingkang sakit. Kito sami kesupen, katah tonggo kito ingkang pejah wonten keadaan waras lan roso

وَلَوْ يُؤَاخِذُ اللَّهُ النَّاسَ بِظُلْمِهِمْ مَا تَرَكَ عَلَيْهَا مِنْ دَابَّةٍ وَلَكِنْ يُؤَخِّرُهُمْ إِلَى أَجَلٍ مُسَمّىً فَإِذَا جَاءَ أَجَلُهُمْ لا يَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةً وَلا يَسْتَقْدِمُونَ

Artosipun : Lan lamuno Allah ngukum menungso sebab kelakuan dzolim, mongko Allah boten badhe ninggal setunggalipun hewan. Ananging Allah nangguhaken marang titi mongso yang dipesti. Nalikane teko titi mongsone menungso, mongko dewek’e ora iso ngundur lan ora iso disikno.(QS. an-Nahl:61)

Jamaah sidang Jumat rohimakumullah
Rasulullah Saw. ngendikaaken :

يَتْبَعُ الْمَيِّتَ ثَلاَثَةٌ فَيَرْجِعُ اِثْناَنِ وَيَبْقَى مَعَهُ وَاحِدٌ: يَتْبَعُهُ أَهْلُهُ وَمَالُهُ وَعَمَلُهُ فَيَرْجِعُ أَهْلُهُ وَمَالُهُ وَيَبْقَى عَمَلُهُ ‏

Artosipun : Ono telu perkoro sing bakal anut marang mayit : sing loro bakal bali, lan sing siji bakal tetep ngancani,yoiku keluargane, bondone, lan amale. Keluarga lan bondo bakal bali, lan amal bakal tetep ngancani. (HR. Bukhori-Muslim)

Saking hadits meniko, saget dipun mangertosi bilih bondo meniko boten badhe kito beto hinggo alam kubur. Bondo ingkang sampun kito kempalake kanthi susah payah niku namung badhe dimiliki ahli waris kito. Bahkan, saget dados fitnah kagem mereka kelawan didamel rebutan. Rebutan kanti tumindak dzolim lan sami boten podo kepengen kalah.
Kito ngertos bondo boten badhe kito beto mati, Ananging kito takseh semangat anggene ngumpulaken bondo. Semakin angel bondo digoleki, semakin semangat anggene kito nyambut damel. Padahal sampun dipun mangertosi dene dunyo niku ibarat ayang-ayang.

الدُّنيْاَ كَالظِلِّ لَوْلاَحَقْتَهَا تَهْرِبُ مِنْكَ وَلَوْ أَعْطَيْتَهَا ظَهْرَكَ تُلاَحِقُكَ

Artosipun : Dunyo iku ibarat ayang-ayang. Lamuno Siro ngejar mongko dunyo bakal melayu, lan lamuno siro malingno awak mongko dunyo bakal marek mareng Siro.
Monggo kito sami cerdas. Cerdas wonten akal lan cerdas wonten amal. Ateges kito sami ngertos bilih ingkang ngancani kito namung amal, monggo kito sami ngusahaaken lan ngatah-ngatahaken amal kesaenan wonten alam dunyo. Amal meniko badhe ngancani kito, tumut melbu wonten kuburan kito. Amal meniko ngembo-ngembo dados tiang ingkang ganteng kang bagus pakaian lan wangi ambune. Tiang meniko badhe ngarem-ngarem marang kito,”Ngucapo opo sing iso dadekno siro bungah?”. Kito sami tanglet,”Sopo Awakmu?”, Mongko tiang meniko jawab,” Aku amal sholihmu waktu wonten alam dunyo.” Suwangsule, amal olo badhe ngembo-ngembo dados tiang ingkang olo rupane, ingkang namung nambah nelongso kito wonten sepine alam kubur.

Jamaah sidang Jum’at rohimakumullah

عَنِ ابْنِ عُمَرَ ، قَالَ : أَتَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَاشِرُ عَشْرَةٍ ، فَجَاءَ رَجُلٌ مِنَ الأَنْصَارِ ، فَقَالَ : يَا نَبِيَّ اللَّهِ ، مَنْ أَكْيَسُ النَّاسِ وَأَحْزَمُ النَّاسِ ؟ قَالَ : أَكْثَرَهُمْ ذِكْرًا لِلْمَوْتِ ، وَأَشَدُّهُمُ اسْتِعْدَادًا لِلْمَوْتِ قَبْلَ نُزُولِ الْمَوْتِ ، أُولَئِكَ هُمُ الأَكْيَاسُ ، ذَهَبُوا بِشَرَفِ الدُّنْيَا وَكَرَامَةِ الآخِرَةِ

Artosipun : Kito sami teko marang Kanjeng Nabi Saw. beserta rombongan sepuluh sahabat. Saklajenge sahabat ansor tanglet,”Wahai Nabiyallah, Sinten tiang ingkang paling cerdas lan kuat? Kanjeng Nabi ngendikaaken : Yaiku wong sing paling akeh ileng marang pati, lan paling akeh persiapane ngadepi pati. Merekalah orang-orang yang cerdas. Lungo ninggal dunyo kanthi gowo kemulyaan dunyo lan akhirat. (HR. at-Thabrani)

Disebutaken wonten kitab Tadzkirah

وقال اللفاف من أكثر ذكر الموت أكرم بثلاثة أشياء تعجيل التوبة وقناعة القلب ونشاط العبادة ومن نسيه عوقب بثلاثة أشياء تسويف التوبة وترك الرضا بالكفاف والتكاسل في العبادة

“Sopo wonge sing akeh ileng mati bakal dimulyaake kelawan telung perkoro, yoiku cepet-cepet ngelakoni taubat, atine teriman, lan semangat anggene ibadah. Suwangsule, sopo wonge sing lali pati bakal dicubo telu perkoro, yoiku ngende-ngende taubat, gak gampang nerimo, lan aras-arasen ibadah.”

عِشْ مَا شِــئْتَ فَإِنَّـكَ مَـيِّتٌ وَأَحْبِبْ مَنْ أَحْبَبْتَ فَإِنَّكَ مُفَارِقُهُ وَاعْـمَلْ مَـا شِئْتَ فَإِنَّـكَ لاَقِـيْـهِ

"Podo uripo siro kabeh sak karepmu karena sungguh engkau pasti akan mati. Cintaio sopo wae kang mbok senengi karena sesungguhnya kalian pasti berpisah. Berbuatlah sesukamu karena sungguh engkau pasti menemui (balasan) perbuatanmu itu.” [HR al-Baihaqi]

اللَّهُمَّ أَحْيِنِيْ إِنْ كَانَتِ الْحَيَاةُ خَيْراً لِيْ، وَأَمِتْنِيْ إِنْ كَانَ الْمَمَاتُ خَيْراً لِيْ

Duh Gusti Pengeran kulo, mugi paring gesang panjenengan ing kulo menawi gesang meniko langkung sae kagem kulo, lan mugi mejahaken penjenengan menawi pejah langkung sae kagem kulo.
Mekaten khutbah ingkang saget Kawulo aturaken, mugi-mugio paring manfaat dumateng kulo panjenengan sedoyo. Manfaat wonten dunyo lan manfaat benjang wonten akhirat. Amin …

اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ تَبَارَكَ الَّذِي بِيَدِهِ الْمُلْكُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ ( ) الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِى الْقُرْاَنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَاِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْاَياَتِ وَ الذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. اَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا وَاَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ فَاسْتَغْفِرُوْهُ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ اِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

الخطبة الثانية
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ . أَشْهَدُ أنْ لا إلَهَ إلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُه ورَسُولُه .يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ . يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلا سَدِيدًا * يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا.اللَّهُمَّ صَلِّ وسَلِّمْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ وسَلّمْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، فِي العَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ، وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنْ خُلَفَائِهِ الرَّاشِدِيْنَ، وَعَنْ أَزْوَاجِهِ أُمَّهَاتِ المُؤْمِنِيْنَ، وَعَنْ سَائِرِ الصَّحَابَةِ أَجْمَعِيْنَ، وَعَنِ الْمُؤْمِنِيْنَ وَالمُؤْمِنَاتِ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، وَعَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدُّعَاءِ . اللَّهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ، وَوَحِّدِ اللَّهُمَّ صُفُوْفَهُمْ، وَأَجْمِعْ كَلِمَتَهُمْ عَلَى الحَقِّ، وَاكْسِرْ شَوْكَةَ الظَّالِمِينَ، وَاكْتُبِ السَّلاَمَ وَالأَمْنَ لِعِبادِكَ أَجْمَعِينَ .رَبَّنَا احْفَظْ أَوْطَانَنَا وَأَعِزَّ سُلْطَانَنَا وَأَيِّدْهُ بِالْحَقِّ وَأَيِّدْ بِهِ الْحَقَّ يَا رَبَّ العَالَمِيْنَ . رَبَّنَا اسْقِنَا مِنْ فَيْضِكَ الْمِدْرَارِ، وَاجْعَلْنَا مِنَ الذَّاكِرِيْنَ لَكَ في اللَيْلِ وَالنَّهَارِ، الْمُسْتَغْفِرِيْنَ لَكَ بِالْعَشِيِّ وَالأَسْحَارِ . اللَّهُمَّ أَنْزِلْ عَلَيْنَا مِنْ بَرَكَاتِ السَّمَاء وَأَخْرِجْ لَنَا مِنْ خَيْرَاتِ الأَرْضِ، وَبَارِكْ لَنَا في ثِمَارِنَا وَزُرُوْعِنَا وكُلِّ أَرزَاقِنَا يَا ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ .رَبَّنَا لا تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا، وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً، إِنَّكَ أَنْتَ الوَهَّابُ .رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الخَاسِرِيْنَ . رَبَّنَا آتِنَا في الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّار .


عِبَادَ اللهِ :إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي القُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَفَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا اللهَ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَاسْئَلُوْا مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرُ

Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

berikan komentar anda tentang isi blog/pemilik blog