Kolom
menggelitik dari kolumnis dan budayawan Mohammad Sobary - See more at:
http://islami.co/kolom-islami/236/23/kang-sejo-melihat-tuhan.html#sthash.1Mjgeqfd.dpu
Kolom
menggelitik dari kolumnis dan budayawan Mohammad Sobary - See more at:
http://islami.co/kolom-islami/236/23/kang-sejo-melihat-tuhan.html#sthash.1Mjgeqfd.dpuf
Kolom menggelitik dari kolumnis dan
budayawan Mohammad Sobary
Bukan salah saya kalau suatu hari
saya ceramah agama di depan sejumlah mahasiswa Monash yang, satu di antaranya,
Islamnya menggebu. Artinya, Islam serba berbau Arab. Jenggot mesti panjang.
Ceramah mesti merujuk ayat, atau Hadis. Lauk mesti halal meat. Dan, semangat
mesti ditujukan buat meng-Islam-kan orang Australia. Tanpa itu semua jelas
tidak Islami.
Saya pun dicap tidak Islami. Iman
saya campur aduk dengan wayang. Dus, kalau pakai kaca mata Geertz,
seislam-islamnya saya, saya ini masih Hindu. Memang salah saya, sebab ketika
itu saya main ibarat: Gatutkaca itu sufi. Ia satria-pandita. Tiap saat seperti
tidur, padahal berzikir qolbi. Jasad di bumi, roh menemui Tuhan. Ini turu lali,
mripat turu, ati tangi: mata tidur hati melek, seperti olah batin dalam dunia
kaum sufi.